Social Items

Be yourself atau menjadi diri sendiri merupakan “Quote” yang sering di pakai anak muda masa kini, bahkan ada sebagian diantara mereka yang menjadikannya sebagai prinsip hidup.

Ada banyak definisi tentang Be Yourself atau menjadi diri sendiri, secara umum definisi yang beredar dan banyak diikuti adalah bebas menentukan sikap tanpa harus terbatasi segala hal, ada juga yang berpendapat bahwa menjadi diri sendiri adalah sikap yang tidak mudah digoyahkan atau tidak mengikuti arus kehidupan serta menolak segala hal yang tidak sesuai dengan prinsip hidupnya.

Be your self Haram hukumnya

Sebenarnya menjadi diri sendiri ada manfaatnya nggak sih?

Menurut beberapa sumber, berikut ini adalah manfaat Be Yourself atau menjadi diri sendiri :

Merasa Bebas


Ada sebagian orang yang merasa bebas setelah menerapkan “Quote” atau kalimat ini. Nggak tau bebas dari apa, UTANG kali..

Mereka merasa bebas karena tidak harus membohongi diri sendiri dan orang lain. Bebas mengekspresikan diri, bebas bersikap, bebas merealisasikan keinginan, dsb.

Namun, sangat disayangkan kebebasan ini sering disalahartikan dan diterjemahkan dengan hawa nafsu oleh ramaja masa kini yang berujung kepada kebebasan maksiatan.

Perlu diingat : Dalam Agama Islam kebebasan atau merdeka disebutkan didalam surah Fushshilat ayat 46 :
   
“Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh Maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu Menganiaya hamba-hambaNya”

Ayat diatas menjelaskan tentang kebebasan yang manusia miliki untuk memilih mendapatkan pahala dengan mengerjakan amal saleh atau mendapatkan dosa dengan mengerjakan perbuatan yang menyalahi Al-Qur’an dan Sunnah.

Secara singkatnya kebebasan menurut Islam adalah kebebasan yang Allah berikan kepada manusia untuk bertindak dan merealisasikan segala keinginannya. Tetapi perlu diingat, bahwa manusia merupakan wakil Tuhan di bumi. Jadi, segala kebebasan yang dimilikinya harus sesuai dengan aturan yang telah dituliskan didalam Al-Qur’an dan dijelaskan melalui Hadist Nabi Muhammad SAW yang diperjelas lagi oleh para ulama.

Pada dasarnya tidak ada kebebasan yang mutlak tanpa ada batasan, kebebasan yang kita miliki selalu dibatasi oleh Kebebasan yang orang lain miliki. Oleh karena itu, gunakanlah kebebasan sesuai aturan tuhan bukan dengan nafsu.

Dapat Mendatangkan Teman Sejati


Mencari teman yang cocok dengan kita memang bukan sesuatu yang mudah, karena banyak tipe-tipe teman yang sulit untuk dipahami karakter dan sifatnya. Ada teman yang datang disaat ada perlunya saja, ada juga teman yang selalu datang untuk menjaga dan mempererat tali silaturahmi, atau ada juga teman yang tidak pernah datang sama sekali, berarti bukan teman. hehe

Menjadi diri sendiri dengan menampilkan segala kebaikan dan juga keburukan dipercaya dapat mendatangkan teman sejati, yang pada prinsipnya adalah teman yang dapat menerima kita apanya berarti teman sejati.

Perlu diingat : Teman sejati hanya datang dan bertahan pada teman yang dapat memperlakukan mereka secara manusiawi. Lah emang ada teman yang diperlakukan secara tidak manusiawi?

Jawabannya ada, bahkan banyak. Coba lihat disekeliling kita, lihatlah pergaulan remaja saat ini ! kebanyakan dari mereka memanggil temannya dengan panggilan binatang misalnya “Anj**g”, “kamp**t”, dsb.

Dan anehnya fenomena ini tidak hanya terjadi di pergaulan remaja dengan ekonomi menengah kebawah atau yang memiliki pendidikan menengah kebawah tetapi terjadi juga pada pria atau wanita dewasa.

Bahkan tidak jarang, mereka juga yang merupakan lulusan sarjana atau bahkan yang lulusan Magister hingga Doktoral pun melakukan hal sama. Lalu apa yang melatarbelakangi hingga mereka bisa berbuat demikian? Hmm…Mungkin mereka memang orang-orang yang tidak terdidik secara sempurna saat sekolah ataupun kuliah. Mungkin saja..

Dalam memperlakukan teman haruslah sesuai dengan norma dan susila yang berlaku, jangan menuruti hawa nafsu dan mengikuti orang-orang yang sudah salah langkah.

Selama ini kita selalu dicekoki dengan paradigma yang salah yaitu dengan menampilkan semua sisi buruk dan sisi baik atau semuanya terlihat apa adanya tanpa ada yang harus ditutupi selalu dianggap menjadi satu-satunya cara yang benar untuk mendatangkan teman sejati.

Berpenampilan “apa adanya”, bersikap “apa adanya”, isi dompet “apa adanya” *eh
Yakin, ada yang mau menerima situ apa adanya? Yakin do’i nggak bakal nuntut ini itu? Hmm…

Berpenampilan apa adanyamenyebabkan diri menjadi kaku, bersikap “apa adanya” adalah ciri-ciri orang yang tidak ingin maju. Sedangkan isi dompet “apa adanya” merupakan bagian dari masalahmu bukan masalah kami.hehe

Sebagai manusia yang dianugerahi akal yang sempurna sudah sepantasnya kita harus selalu melakukan penilaian, evaluasi, dan koreksi terhadap diri sendiri.

Karena setiap tindakan yang pernah kita lakukan tidak terlepas dari pengaruh yang namanya nafsu. Pasti ada kalanya kita pernah berbuat kesalahan kepada orang lain, bertutur kata yang menyakitkan hati orang lain, bersikap dingin kepada mantan orang lain *eh

Nah, Goal dari penilaian, evaluasi, dan koreksi ini nantinya sebagai tolak ukur untuk memperbaiki sikap, ucapan, dan tingkah laku kita serta sebagai standar alarm indikasi ketika kita mendekati sesuatu yang mirip dengan kesalahan yang telah lalu.

“orang beriman secara sempurna mengerti terhadap suatu masalah dan resiko yang akan terjadi serta dia akan waspada terhadap masalah yang sama”

Jadi gimana? Masih masih mau apa adanya buat nyari teman sejati?

Mengurangi Beban Dan Merasa Lebih Produktif


Menjadi diri sendiri atau “Be Yourself” dipercaya dapat mengurangi beban karena tidak perlu menyembunyikan sesuatu atau cemas karena menyembunyikan sesuatu kepada teman-teman yang pada akhirnya dapat membuat kita lebih fokus terhadap impian yang ingin dicapai.

Emang ada ya, yang berteman tanpa rahasia?

Teman yang tidak memiliki rahasia seperti ini dapat menyulitkan hidupmu kelak, lah kok bisa? Bisa saja karena kamu harus menanggung bom dosa yang kapan pun bisa saja meledak.

Memiliki teman yang tidak punya privasi atau rahasia alias semua aibnya kita tahu membuat hidup kita serba was-was, takut kita salah berucap yang berujung terbongkarnya aib teman kita.

Menampilkan sisi baik dan sisi buruk memang dapat mengurangi beban hidup karena kita tidak harus peduli dengan orang lain, tapi dengan bersikap demikian kita menjadi membebani orang lain. Kasian mereka..

BE YOUR SELF, HARAM HUKUMNYA


Mengapa menjadi diri sendiri hukumnya haram? Berdasarkan fenomena yang ada, Kebanyakan dari mereka *Pemeluk Garis Keras* “Quote ini, hanya meniru idolanya atau mengikutinya secara “sak karepe udele dewe” alias seenaknya sendiri atau menginterpretasikan secara berbeda dari makna asli sesuai dengan hawa nafsunya.

Contoh nyata akibat salah tafsir kalimat “Be Yourself” adalah sering berbicara kasar dan memanggil teman dengan sebutan binatang atau kata makian lainnya, mengungkapkan aibnya sendiri (saya sudah pernah berzina, saya suka mabuk-mabukan, saya sering meninggalkan shalat, saya sering tidak puasa, dan masih banyak yang lainnya) dengan berharap semua orang tahu siapa dirinya, dia tidak harus pusing-pusing menutupi semua aibnya.

Seharusnya aib-aib seperti di atas ditutupi bukan malah diumbar sana-sini.

Aib yang sudah terucap dan didengar oleh orang lain justru malah membebani hidup orang lain dan menjadi polusi suara serta menjadi polusi di hati mereka.
Pada dasarnya Be Yourself merupakan sesuatu hal yang baik, jika ditafsirkan secara benar.

Namun sayangnya, sebagian orang-orang terjerumus pada jalan yang salah karena dangkalnya akal akibat malas membaca atau bertanya kepada ahlinya.

Didalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Daud, at-Tirmidzi, dan imam lainnya menyebutkan :

"Barang siapa yang menutupi (aib) seorang muslim selama di dunia, Allah akan menutup (aibnya) di dunia dan akhirat.” HR Abu Daud, at-Tirmidzi, dan imam lainnya".

Inilah janji Allah untuk orang muslim yang mampu menjaga lisannya dari membicarakan kejelekan orang lain. Bukan hanya akan ditutupinya aib kita di dunia dan akhirat, tapi coba perhatikan, Allah menggunakan kata “muslim” bukannya manusia, berarti Allah menunjuk secara khusus untuk orang-orang muslim yang berarti hanya manusia yang berimanlah yang mampu menjaga lisannya. Ini merupakan panggilan spesial dari Allah untuk kita.

Setelah ditelaah lebih mendalam, menurut Imam al-Qadhi berpendapat mengenai hadits diatas bahwa hadist tersebut memberi kesan atas dua pengertian (Syarh an-nawaawi ala Muslim 16/143) :

  1. Menutupi maksiat-maksiat, aib-aib yang telah dilakukan saudara muslim lainnya dan tidak membeberkannya pada orang lain
  2. Tidak mencari-cari, meneliti kesalahan orang lain serta tidak menuturkannya.

agar tidak terjebak dalam sesuatu yang haram, perlu diperhatikan mana yang patut diucapkan dan mana yang tidak layak. Berikut penjelasan Ibnu Rajab al-Hanbali dalam risalahnya Al-Farqu bainan Nashihah wat Ta’yir.

اعلم أن ذكر الإنسان بما يكره محرم، إذا كان المقصود منه مجرد الذم والعيب والنقص فأما إن كان فيه مصلحة لعامة المسلمين، أو خاصة لبعضهم، وكان المقصود منه تحصيل تلك المصلحة، فليس بمحرم، بل مندوب إليه

"Ketahuilah bahwa membicarakan aib orang lain atau sesuatu yang tidak disukai orang adalah haram bila tujuannya semata mencela, membuka aib dan kekurangannya. Tetapi lain masalah bila tujuannya untuk menjaga kemaslahatan umum atau sebagian orang. Sebuah pembicaraan kejelekan untuk menjaga tujuan ini tidak termasuk perbuatan yang diharamkan, justru disunahkan".

Penjelasan ini bisa dijadikan rambu-rambu dalam pergaulan sehari-hari. Bila kita ingin mendiskusikan keburukan orang lain, timbanglah terlebih dahulu apakah ucapan itu akan memberi kemaslahatan bagi orang banyak atau tidak.

Menjadi Yang Allah Inginkan

Nah, dari semua penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Quote “Be Yourself” atau Menjadi Diri Sendiri yang diterapkan oleh kebanyakan orang saat ini cenderung menuju kearah keburukan dan jauh menyimpang dari ajaran agama.

Oleh karena itu, berhentilah mengikuti Quote ini dan gantilah “Menjadi Yang Allah Inginkan” agar selamat dunia dan akhirat.

Wallahu a’lam bishowab.


Sumber : http://www.piss-ktb.com/

Be Yourself Haram hukumnya, lho kok bisa?

Be yourself atau menjadi diri sendiri merupakan “Quote” yang sering di pakai anak muda masa kini, bahkan ada sebagian diantara mereka yang menjadikannya sebagai prinsip hidup.

Ada banyak definisi tentang Be Yourself atau menjadi diri sendiri, secara umum definisi yang beredar dan banyak diikuti adalah bebas menentukan sikap tanpa harus terbatasi segala hal, ada juga yang berpendapat bahwa menjadi diri sendiri adalah sikap yang tidak mudah digoyahkan atau tidak mengikuti arus kehidupan serta menolak segala hal yang tidak sesuai dengan prinsip hidupnya.

Be your self Haram hukumnya

Sebenarnya menjadi diri sendiri ada manfaatnya nggak sih?

Menurut beberapa sumber, berikut ini adalah manfaat Be Yourself atau menjadi diri sendiri :

Merasa Bebas


Ada sebagian orang yang merasa bebas setelah menerapkan “Quote” atau kalimat ini. Nggak tau bebas dari apa, UTANG kali..

Mereka merasa bebas karena tidak harus membohongi diri sendiri dan orang lain. Bebas mengekspresikan diri, bebas bersikap, bebas merealisasikan keinginan, dsb.

Namun, sangat disayangkan kebebasan ini sering disalahartikan dan diterjemahkan dengan hawa nafsu oleh ramaja masa kini yang berujung kepada kebebasan maksiatan.

Perlu diingat : Dalam Agama Islam kebebasan atau merdeka disebutkan didalam surah Fushshilat ayat 46 :
   
“Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh Maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu Menganiaya hamba-hambaNya”

Ayat diatas menjelaskan tentang kebebasan yang manusia miliki untuk memilih mendapatkan pahala dengan mengerjakan amal saleh atau mendapatkan dosa dengan mengerjakan perbuatan yang menyalahi Al-Qur’an dan Sunnah.

Secara singkatnya kebebasan menurut Islam adalah kebebasan yang Allah berikan kepada manusia untuk bertindak dan merealisasikan segala keinginannya. Tetapi perlu diingat, bahwa manusia merupakan wakil Tuhan di bumi. Jadi, segala kebebasan yang dimilikinya harus sesuai dengan aturan yang telah dituliskan didalam Al-Qur’an dan dijelaskan melalui Hadist Nabi Muhammad SAW yang diperjelas lagi oleh para ulama.

Pada dasarnya tidak ada kebebasan yang mutlak tanpa ada batasan, kebebasan yang kita miliki selalu dibatasi oleh Kebebasan yang orang lain miliki. Oleh karena itu, gunakanlah kebebasan sesuai aturan tuhan bukan dengan nafsu.

Dapat Mendatangkan Teman Sejati


Mencari teman yang cocok dengan kita memang bukan sesuatu yang mudah, karena banyak tipe-tipe teman yang sulit untuk dipahami karakter dan sifatnya. Ada teman yang datang disaat ada perlunya saja, ada juga teman yang selalu datang untuk menjaga dan mempererat tali silaturahmi, atau ada juga teman yang tidak pernah datang sama sekali, berarti bukan teman. hehe

Menjadi diri sendiri dengan menampilkan segala kebaikan dan juga keburukan dipercaya dapat mendatangkan teman sejati, yang pada prinsipnya adalah teman yang dapat menerima kita apanya berarti teman sejati.

Perlu diingat : Teman sejati hanya datang dan bertahan pada teman yang dapat memperlakukan mereka secara manusiawi. Lah emang ada teman yang diperlakukan secara tidak manusiawi?

Jawabannya ada, bahkan banyak. Coba lihat disekeliling kita, lihatlah pergaulan remaja saat ini ! kebanyakan dari mereka memanggil temannya dengan panggilan binatang misalnya “Anj**g”, “kamp**t”, dsb.

Dan anehnya fenomena ini tidak hanya terjadi di pergaulan remaja dengan ekonomi menengah kebawah atau yang memiliki pendidikan menengah kebawah tetapi terjadi juga pada pria atau wanita dewasa.

Bahkan tidak jarang, mereka juga yang merupakan lulusan sarjana atau bahkan yang lulusan Magister hingga Doktoral pun melakukan hal sama. Lalu apa yang melatarbelakangi hingga mereka bisa berbuat demikian? Hmm…Mungkin mereka memang orang-orang yang tidak terdidik secara sempurna saat sekolah ataupun kuliah. Mungkin saja..

Dalam memperlakukan teman haruslah sesuai dengan norma dan susila yang berlaku, jangan menuruti hawa nafsu dan mengikuti orang-orang yang sudah salah langkah.

Selama ini kita selalu dicekoki dengan paradigma yang salah yaitu dengan menampilkan semua sisi buruk dan sisi baik atau semuanya terlihat apa adanya tanpa ada yang harus ditutupi selalu dianggap menjadi satu-satunya cara yang benar untuk mendatangkan teman sejati.

Berpenampilan “apa adanya”, bersikap “apa adanya”, isi dompet “apa adanya” *eh
Yakin, ada yang mau menerima situ apa adanya? Yakin do’i nggak bakal nuntut ini itu? Hmm…

Berpenampilan apa adanyamenyebabkan diri menjadi kaku, bersikap “apa adanya” adalah ciri-ciri orang yang tidak ingin maju. Sedangkan isi dompet “apa adanya” merupakan bagian dari masalahmu bukan masalah kami.hehe

Sebagai manusia yang dianugerahi akal yang sempurna sudah sepantasnya kita harus selalu melakukan penilaian, evaluasi, dan koreksi terhadap diri sendiri.

Karena setiap tindakan yang pernah kita lakukan tidak terlepas dari pengaruh yang namanya nafsu. Pasti ada kalanya kita pernah berbuat kesalahan kepada orang lain, bertutur kata yang menyakitkan hati orang lain, bersikap dingin kepada mantan orang lain *eh

Nah, Goal dari penilaian, evaluasi, dan koreksi ini nantinya sebagai tolak ukur untuk memperbaiki sikap, ucapan, dan tingkah laku kita serta sebagai standar alarm indikasi ketika kita mendekati sesuatu yang mirip dengan kesalahan yang telah lalu.

“orang beriman secara sempurna mengerti terhadap suatu masalah dan resiko yang akan terjadi serta dia akan waspada terhadap masalah yang sama”

Jadi gimana? Masih masih mau apa adanya buat nyari teman sejati?

Mengurangi Beban Dan Merasa Lebih Produktif


Menjadi diri sendiri atau “Be Yourself” dipercaya dapat mengurangi beban karena tidak perlu menyembunyikan sesuatu atau cemas karena menyembunyikan sesuatu kepada teman-teman yang pada akhirnya dapat membuat kita lebih fokus terhadap impian yang ingin dicapai.

Emang ada ya, yang berteman tanpa rahasia?

Teman yang tidak memiliki rahasia seperti ini dapat menyulitkan hidupmu kelak, lah kok bisa? Bisa saja karena kamu harus menanggung bom dosa yang kapan pun bisa saja meledak.

Memiliki teman yang tidak punya privasi atau rahasia alias semua aibnya kita tahu membuat hidup kita serba was-was, takut kita salah berucap yang berujung terbongkarnya aib teman kita.

Menampilkan sisi baik dan sisi buruk memang dapat mengurangi beban hidup karena kita tidak harus peduli dengan orang lain, tapi dengan bersikap demikian kita menjadi membebani orang lain. Kasian mereka..

BE YOUR SELF, HARAM HUKUMNYA


Mengapa menjadi diri sendiri hukumnya haram? Berdasarkan fenomena yang ada, Kebanyakan dari mereka *Pemeluk Garis Keras* “Quote ini, hanya meniru idolanya atau mengikutinya secara “sak karepe udele dewe” alias seenaknya sendiri atau menginterpretasikan secara berbeda dari makna asli sesuai dengan hawa nafsunya.

Contoh nyata akibat salah tafsir kalimat “Be Yourself” adalah sering berbicara kasar dan memanggil teman dengan sebutan binatang atau kata makian lainnya, mengungkapkan aibnya sendiri (saya sudah pernah berzina, saya suka mabuk-mabukan, saya sering meninggalkan shalat, saya sering tidak puasa, dan masih banyak yang lainnya) dengan berharap semua orang tahu siapa dirinya, dia tidak harus pusing-pusing menutupi semua aibnya.

Seharusnya aib-aib seperti di atas ditutupi bukan malah diumbar sana-sini.

Aib yang sudah terucap dan didengar oleh orang lain justru malah membebani hidup orang lain dan menjadi polusi suara serta menjadi polusi di hati mereka.
Pada dasarnya Be Yourself merupakan sesuatu hal yang baik, jika ditafsirkan secara benar.

Namun sayangnya, sebagian orang-orang terjerumus pada jalan yang salah karena dangkalnya akal akibat malas membaca atau bertanya kepada ahlinya.

Didalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Daud, at-Tirmidzi, dan imam lainnya menyebutkan :

"Barang siapa yang menutupi (aib) seorang muslim selama di dunia, Allah akan menutup (aibnya) di dunia dan akhirat.” HR Abu Daud, at-Tirmidzi, dan imam lainnya".

Inilah janji Allah untuk orang muslim yang mampu menjaga lisannya dari membicarakan kejelekan orang lain. Bukan hanya akan ditutupinya aib kita di dunia dan akhirat, tapi coba perhatikan, Allah menggunakan kata “muslim” bukannya manusia, berarti Allah menunjuk secara khusus untuk orang-orang muslim yang berarti hanya manusia yang berimanlah yang mampu menjaga lisannya. Ini merupakan panggilan spesial dari Allah untuk kita.

Setelah ditelaah lebih mendalam, menurut Imam al-Qadhi berpendapat mengenai hadits diatas bahwa hadist tersebut memberi kesan atas dua pengertian (Syarh an-nawaawi ala Muslim 16/143) :

  1. Menutupi maksiat-maksiat, aib-aib yang telah dilakukan saudara muslim lainnya dan tidak membeberkannya pada orang lain
  2. Tidak mencari-cari, meneliti kesalahan orang lain serta tidak menuturkannya.

agar tidak terjebak dalam sesuatu yang haram, perlu diperhatikan mana yang patut diucapkan dan mana yang tidak layak. Berikut penjelasan Ibnu Rajab al-Hanbali dalam risalahnya Al-Farqu bainan Nashihah wat Ta’yir.

اعلم أن ذكر الإنسان بما يكره محرم، إذا كان المقصود منه مجرد الذم والعيب والنقص فأما إن كان فيه مصلحة لعامة المسلمين، أو خاصة لبعضهم، وكان المقصود منه تحصيل تلك المصلحة، فليس بمحرم، بل مندوب إليه

"Ketahuilah bahwa membicarakan aib orang lain atau sesuatu yang tidak disukai orang adalah haram bila tujuannya semata mencela, membuka aib dan kekurangannya. Tetapi lain masalah bila tujuannya untuk menjaga kemaslahatan umum atau sebagian orang. Sebuah pembicaraan kejelekan untuk menjaga tujuan ini tidak termasuk perbuatan yang diharamkan, justru disunahkan".

Penjelasan ini bisa dijadikan rambu-rambu dalam pergaulan sehari-hari. Bila kita ingin mendiskusikan keburukan orang lain, timbanglah terlebih dahulu apakah ucapan itu akan memberi kemaslahatan bagi orang banyak atau tidak.

Menjadi Yang Allah Inginkan

Nah, dari semua penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Quote “Be Yourself” atau Menjadi Diri Sendiri yang diterapkan oleh kebanyakan orang saat ini cenderung menuju kearah keburukan dan jauh menyimpang dari ajaran agama.

Oleh karena itu, berhentilah mengikuti Quote ini dan gantilah “Menjadi Yang Allah Inginkan” agar selamat dunia dan akhirat.

Wallahu a’lam bishowab.


Sumber : http://www.piss-ktb.com/