Social Items

Pesona Cap Go Meh Singkawang 2019 - Kota Singkawang atau dalam bahasa Hakka San Keuw Jong (Hanzi: 山口洋; Hanyu Pinyin: Shānkǒu Yáng; Melayu Jawi: كوتا سيڠ كوانڠ) adalah sebuah kota (kotamadya) di Kalimantan Barat, Indonesia. Kota ini terletak di sebelah utara dari Kota Pontianak, yaitu ibukota provinsi Kalimantan Barat, serta dikelilingi oleh pegunungan Pasi, Sakok dan Poteng. Nama Singkawang atau San khew jong berasal dari bahasa Hakka, mengacu pada sebuah kota yang terletak di bukit dekat laut dan estuari. 

Pesona Cap Go Meh Singkawang 2019
Pesona Cap Go Meh Singkawang 2019

Pada mulanya Singkawang merupakan sebuah desa bagian dari wilayah kesultanan Sambas, Karna terletak pada posisi yang strategis membuat Desa Singkawang dijadikan tempat singgah para pedagang dan penambang emas dari Monterado. Sebelum menuju Monterado para penambang dan pedagang yang kebanyakan berasal dari negeri China ini terlebih dahulu beristirahat di Singkawang, sedangkan para penambang emas di Monterado yang sudah lama sering beristirahat di Singkawang untuk melepas kepenatannya. 

Selain itu, Kota Singkawang juga sebagai tempat transit pengangkutan hasil tambang emas (serbuk emas). Kala itu, mereka (orang Tionghoa) menyebut Singkawang dengan kata San Keuw Jong (Bahasa Hakka), karna jika dilihat dari sisi geografis, Singkawang yang berbatasan langsung dengan laut Natuna serta terdapat sebuah pengunungan dan sungai, dimana airnya mengalir dari pegunungan melalui sungai hingga sampai ke muara laut. 

Nah, melihat perkembangan Singkawang yang dinilai oleh para penambang dan pedagang cukup menjanjikan, akhirnya diantara penambang tersebut beralih profesi ada yang menjadi petani dan pedagang yang pada akhirnya para penambang tersebut tinggal dan menetap sebagai penduduk di Singkawang. 

Kota Singkawang merupakan salah satu pecinan di Indonesia karena mayoritas penduduknya adalah orang Hakka (dengan persentase sekitar 42%). Namun, perlu diketahui bahwa di Kota Singkawang terdapat juga beberapa suku Melayu, Dayak, Tio Ciu, Jawa dan pendatang lainnya hidup rukun dan berdampingan. 

Pesona Cap Go Meh Singkawang 2019 


Cap Go Meh merupakan puncak dari perayaan Imlek pada hari ke-15, pada hari itu ratusan bahkan ribuan tatung diarak berkeliling kota. Tatung adalah manusia yang menjadi perantara dengan dimasuki ruh para dewa yang diyakini mampu mengusir roh-roh jahat dari seluruh penjuru kota. Tatung ini ada yang berjalan kaki dan ada yang ditandu sambil melakukan berbagai atraksi ekstrim. Perayaan Imlek dan Festival Cap Go Meh Singkawang adalah yang terbesar di Indonesia. 

Pesona Cap Go Meh Singkawang 2019
Pesona Cap Go Meh Singkawang 2019

Seperti halnya bagi masyarakat Tionghoa di Indonesia lainnya, perayaan Imlek untuk menyambut tahun baru China merupakan tradisi termegah yang selalu dirayakan seluruh lapisan masyarakat Singkawang setiap tahun. Bagi mereka perayaan Imlek tidak ada bedanya dengan masyarakat Indonesia lainnya ketika merayakan Idul Fitri atau Natal. 

Tahun baru Imlek muncul dari tradisi masyarakat Tiongkok yang dianggap sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen dan sekaligus harapan agar musim berikutnya memperoleh hasil yang lebih baik. Imlek selalu dirayakan selama 15 hari berturut-turut dan hari puncak ke-15 disebut dengan Cap Go Meh. Dalam tradisi Tionghoa berarti malam ke-15 yang merupakan puncak perayaan Imlek dan Cap Go Meh dirayakan secara khusus. 

Puncak acara Imlek atau Cap Go Meh ini dimaksud untuk menangkal gangguan atau kesialan pada masa mendatang. Pengusiran roh-roh jahat dan peniadaan kesialan dalam Cap Go Meh disimbolkan dalam pertunjukan Tatung. Tatung adalah media utama Cap Go Meh. Atraksi Tatung dipenuhi dengan mistik dan menegangkan, karena banyak orang kesurupan dan orang-orang inilah yang disebut Tatung. Upacara pemanggilan tatung dipimpin oleh tetua yang sengaja mendatangkan roh orang yang sudah meninggal untuk merasuki Tatung. 

Roh-roh yang dipanggil diyakini sebagai roh-roh baik yang mampu menangkal roh jahat yang hendak mengganggu keharmonisan hidup masyarakat. Roh-roh yang dipanggil untuk dirasukkan ke dalam Tatung diyakini merupakan para tokoh pahlawan dalam legenda Tiongkok, seperti panglima perang, hakim, sastrawan, pangeran, pelacur yang sudah bertobat dan orang suci lainnya. Roh-roh yang dipanggil dapat merasuki siapa saja, tergantung apakah para pemeran Tatung memenuhi syarat dalam tahapan yang ditentukan tetua. 

Para Tatung diwajibkan berpuasa selama tiga hari sebelum hari perayaan yang maksudnya agar mereka berada dalam keadaan suci sebelum perayaan. Dalam atraksi Tatung yang sudah dirasuki roh orang meninggal bertingkah aneh, ada yang menginjak-injak pedang atau pisau, ada pula yang menancapkan kawat-kawat baja runcing ke pipi kanan hingga menembus pipi kiri. Anehnya para Tatung itu sedikit pun tidak merasakan sakit. 

Beberapa Tatung yang lain dengan lahapnya memakan hewan atau ayam hidup-hidup lalu meminum darahnya yang masih segar dan mentah. Di Singkawang banyak orang Dayak yang juga turut serta menjadi Tatung, mereka terdorong berpartisipasi karena ritual Tatung mirip upacara adat Dayak. 

Pesona Cap Go Meh Singkawang 2019
Pesona Cap Go Meh Singkawang 2019
Sejak pertama kali datang ke Singkawang masyarakat Tionghoa telah menjalin persahabatan erat dengan penduduk pribumi khususnya suku Dayak. Karena itu tidak ada kecanggungan di antara kedua etnis ini. Pada tahun 1760 Gelombang migrasi besar-besaran membawa masyarakat suku Tionghoa Hakka dari Guangdong China selatan mendarat di Pulau Kalimantan. Mereka menetap dan bekerja sebagai kuli tambang emas dan intan di monterado, Kalimantan Barat. 

Meski secara fisik maupun budaya ada yang berasimilasi dengan penduduk lokal, mereka juga tetap mempertahankan adat istiadat leluhur yang dipertahankan hingga kini. Karena pada umumnya mereka penganut Kong Hu Cu dan Buddha maka perayaan imlek menjadi tradisi istimewa yang senantiasa mereka rayakan. 

Dalam dunia kepariwisataan, Tatung menjadi salah satu Wisata Kota Singkawang yang berpotensi untuk menarik turis dalam negeri dan mancanegara. Selain mengangkat nama Singkawang di dunia internasional, Tatung juga ikut meningkatkan perekonomian daerah setempat. 

Nah, itulah artikel tentang Pesona Cap Go Meh Singkawang 2019. Semoga bermanfaat.

Pesona Cap Go Meh Singkawang 2019

Pesona Cap Go Meh Singkawang 2019 - Kota Singkawang atau dalam bahasa Hakka San Keuw Jong (Hanzi: 山口洋; Hanyu Pinyin: Shānkǒu Yáng; Melayu Jawi: كوتا سيڠ كوانڠ) adalah sebuah kota (kotamadya) di Kalimantan Barat, Indonesia. Kota ini terletak di sebelah utara dari Kota Pontianak, yaitu ibukota provinsi Kalimantan Barat, serta dikelilingi oleh pegunungan Pasi, Sakok dan Poteng. Nama Singkawang atau San khew jong berasal dari bahasa Hakka, mengacu pada sebuah kota yang terletak di bukit dekat laut dan estuari. 

Pesona Cap Go Meh Singkawang 2019
Pesona Cap Go Meh Singkawang 2019

Pada mulanya Singkawang merupakan sebuah desa bagian dari wilayah kesultanan Sambas, Karna terletak pada posisi yang strategis membuat Desa Singkawang dijadikan tempat singgah para pedagang dan penambang emas dari Monterado. Sebelum menuju Monterado para penambang dan pedagang yang kebanyakan berasal dari negeri China ini terlebih dahulu beristirahat di Singkawang, sedangkan para penambang emas di Monterado yang sudah lama sering beristirahat di Singkawang untuk melepas kepenatannya. 

Selain itu, Kota Singkawang juga sebagai tempat transit pengangkutan hasil tambang emas (serbuk emas). Kala itu, mereka (orang Tionghoa) menyebut Singkawang dengan kata San Keuw Jong (Bahasa Hakka), karna jika dilihat dari sisi geografis, Singkawang yang berbatasan langsung dengan laut Natuna serta terdapat sebuah pengunungan dan sungai, dimana airnya mengalir dari pegunungan melalui sungai hingga sampai ke muara laut. 

Nah, melihat perkembangan Singkawang yang dinilai oleh para penambang dan pedagang cukup menjanjikan, akhirnya diantara penambang tersebut beralih profesi ada yang menjadi petani dan pedagang yang pada akhirnya para penambang tersebut tinggal dan menetap sebagai penduduk di Singkawang. 

Kota Singkawang merupakan salah satu pecinan di Indonesia karena mayoritas penduduknya adalah orang Hakka (dengan persentase sekitar 42%). Namun, perlu diketahui bahwa di Kota Singkawang terdapat juga beberapa suku Melayu, Dayak, Tio Ciu, Jawa dan pendatang lainnya hidup rukun dan berdampingan. 

Pesona Cap Go Meh Singkawang 2019 


Cap Go Meh merupakan puncak dari perayaan Imlek pada hari ke-15, pada hari itu ratusan bahkan ribuan tatung diarak berkeliling kota. Tatung adalah manusia yang menjadi perantara dengan dimasuki ruh para dewa yang diyakini mampu mengusir roh-roh jahat dari seluruh penjuru kota. Tatung ini ada yang berjalan kaki dan ada yang ditandu sambil melakukan berbagai atraksi ekstrim. Perayaan Imlek dan Festival Cap Go Meh Singkawang adalah yang terbesar di Indonesia. 

Pesona Cap Go Meh Singkawang 2019
Pesona Cap Go Meh Singkawang 2019

Seperti halnya bagi masyarakat Tionghoa di Indonesia lainnya, perayaan Imlek untuk menyambut tahun baru China merupakan tradisi termegah yang selalu dirayakan seluruh lapisan masyarakat Singkawang setiap tahun. Bagi mereka perayaan Imlek tidak ada bedanya dengan masyarakat Indonesia lainnya ketika merayakan Idul Fitri atau Natal. 

Tahun baru Imlek muncul dari tradisi masyarakat Tiongkok yang dianggap sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen dan sekaligus harapan agar musim berikutnya memperoleh hasil yang lebih baik. Imlek selalu dirayakan selama 15 hari berturut-turut dan hari puncak ke-15 disebut dengan Cap Go Meh. Dalam tradisi Tionghoa berarti malam ke-15 yang merupakan puncak perayaan Imlek dan Cap Go Meh dirayakan secara khusus. 

Puncak acara Imlek atau Cap Go Meh ini dimaksud untuk menangkal gangguan atau kesialan pada masa mendatang. Pengusiran roh-roh jahat dan peniadaan kesialan dalam Cap Go Meh disimbolkan dalam pertunjukan Tatung. Tatung adalah media utama Cap Go Meh. Atraksi Tatung dipenuhi dengan mistik dan menegangkan, karena banyak orang kesurupan dan orang-orang inilah yang disebut Tatung. Upacara pemanggilan tatung dipimpin oleh tetua yang sengaja mendatangkan roh orang yang sudah meninggal untuk merasuki Tatung. 

Roh-roh yang dipanggil diyakini sebagai roh-roh baik yang mampu menangkal roh jahat yang hendak mengganggu keharmonisan hidup masyarakat. Roh-roh yang dipanggil untuk dirasukkan ke dalam Tatung diyakini merupakan para tokoh pahlawan dalam legenda Tiongkok, seperti panglima perang, hakim, sastrawan, pangeran, pelacur yang sudah bertobat dan orang suci lainnya. Roh-roh yang dipanggil dapat merasuki siapa saja, tergantung apakah para pemeran Tatung memenuhi syarat dalam tahapan yang ditentukan tetua. 

Para Tatung diwajibkan berpuasa selama tiga hari sebelum hari perayaan yang maksudnya agar mereka berada dalam keadaan suci sebelum perayaan. Dalam atraksi Tatung yang sudah dirasuki roh orang meninggal bertingkah aneh, ada yang menginjak-injak pedang atau pisau, ada pula yang menancapkan kawat-kawat baja runcing ke pipi kanan hingga menembus pipi kiri. Anehnya para Tatung itu sedikit pun tidak merasakan sakit. 

Beberapa Tatung yang lain dengan lahapnya memakan hewan atau ayam hidup-hidup lalu meminum darahnya yang masih segar dan mentah. Di Singkawang banyak orang Dayak yang juga turut serta menjadi Tatung, mereka terdorong berpartisipasi karena ritual Tatung mirip upacara adat Dayak. 

Pesona Cap Go Meh Singkawang 2019
Pesona Cap Go Meh Singkawang 2019
Sejak pertama kali datang ke Singkawang masyarakat Tionghoa telah menjalin persahabatan erat dengan penduduk pribumi khususnya suku Dayak. Karena itu tidak ada kecanggungan di antara kedua etnis ini. Pada tahun 1760 Gelombang migrasi besar-besaran membawa masyarakat suku Tionghoa Hakka dari Guangdong China selatan mendarat di Pulau Kalimantan. Mereka menetap dan bekerja sebagai kuli tambang emas dan intan di monterado, Kalimantan Barat. 

Meski secara fisik maupun budaya ada yang berasimilasi dengan penduduk lokal, mereka juga tetap mempertahankan adat istiadat leluhur yang dipertahankan hingga kini. Karena pada umumnya mereka penganut Kong Hu Cu dan Buddha maka perayaan imlek menjadi tradisi istimewa yang senantiasa mereka rayakan. 

Dalam dunia kepariwisataan, Tatung menjadi salah satu Wisata Kota Singkawang yang berpotensi untuk menarik turis dalam negeri dan mancanegara. Selain mengangkat nama Singkawang di dunia internasional, Tatung juga ikut meningkatkan perekonomian daerah setempat. 

Nah, itulah artikel tentang Pesona Cap Go Meh Singkawang 2019. Semoga bermanfaat.